Minggu, 07 Desember 2014

TEORI KLASIK DAN TEORI MODERN (FEKON UNKHAIR 2012)

TEORI KLASIK

1.Kemanfaatan relatif (comparatif advantage : J, S MILL)
Teori ini menyatakan bahwa suatu negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor suatu barang yang memiliki komparatife advantege terbesar dan mengimpor barang yang meiliki disadvantage, yaitu suatu barang yang dapat di hasilkan dengan lebih murah dan mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar.
Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai suatu barang di tentukan oleh banyaknya tanaga kerja yang di curahkan un tuk memproduksi barang tersebut. Makin banyak tenaga kerja yang di curahkan untuk memproduksi suatu barang , makin mahal barang tersebut. J.S. MILL memberikan contoh sebagai berikut :

Tabel, produksi 10 orang dalam 1 minggu.


Amerika
Inggris
Gandum
6. bakul
2. bakul
Pakaian
10. yards
6. yards




Menurut teori absulut advantage maka tidak akan timbul perdagangan antara amerika dan inggris karena absolut advantage untuk memproduksi gandum dan pakaian ada pada amerika semua. Tetapi bagi J.S MILL yang penting bukan absolut advantage, tetapi comparatif advantage. Besarnya advantage untuk :
Amerika        _ dalam produksi gandum 6 bakul di banding 2 bakul dari ingris atau
= 3 : 1
          _ dalam produksi pakaian 10 yards di banding 6 yards dari inggris atau =(5/3 :1)
Disini amerika memiliki comparitif advantage pada produksi gandum yakni (3 : 1) lebih besar dari ( 5/3 : 1 )
Inggris            _ dalam produksi gandum 2 bakul di banding 6 bakul dari amerika atau         = 1/3 : 1
                        _ dalam produksi pakaian 6 yards di banding 10 yards dari amerika atau    3/5 : 1
Disini inggris memiliki comparatif advantage pada produksi pakaian yakni (3/5 : 1) lebih besar dari (1/3 : 1). Oleh karena itu perdagangan akan timbul antara amerika dengan inggris, yakni amerika akan berspesialisasi pada produksi gandum dan menukarkan sebagaian gandumnya dengan pakaian dari inggris. Dasar nilai pertukaran ( terms of trade ) di tentukan dengan batas-batas nilai tukar masing-masing barang di dalam negeri yakni:
Untuk gandum harga dalam negeri di ;
_ amerika adalah 6 bakul = 10 yards, jadi 1 b = 1 2/3 y.
_ inggris adalah 2 bakul = 6 yards, jadi 1 b = 3 y.
Dengan demikian untuk gandum terms of tradenya adalah 1 2/3< n < 3.
Untuk pakaian harga dalam negeri di :
_ amerika adalah 10 yards = 6 bakul. Jadi 1 y = 3/5 b.
_ inggris adalah 6 yards = 2 bakul, jadi 1 y = 1/3 b.
Untuk pakaian terms of tradenya adalah : 1/3 < n < 3/5.
Pertukaran akan menguntungkan kedua belah pihak apabila nilai tukar untuk :
Gandum                      1 2/3 < n < 3
Pakaian                       1/3 < n < 3/5
Sebagai contoh dalam pertukaran nilai tukarnya adalah 1 bakul = 2 yards, maka keuntungan karena perdagangan (gains from trade) untuk tiap :
1 bakul gandum :      amerika adalah 2 y -1 2/3 y = 1/3 y
                                    Inggris adalah 3y -2y = 1y
1 yards pakaian :       amerika adalah 3/5b- 1/2b = 1/10            b.
                                    Inggris adalah 1/2b - 1/3b = 1/6b.
Apabila nilai tukar dalam perdagagnan itu sama dengan harga di dalam negeri salah satu negara, maka keuntungan karena perdagangan (gains of trade) tersebut hanya ada pada satu negara saja.
Dengan demikian maka teori comparatife advantage dapat menerangkan berapa nilai tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran di mana kedua hal ini tidak dapat di terangkan oleh teori absolute advantage.

2. Biaya relatif (compartife cost ; david ricardo)
Titik pangkal teori ricardo tentang perdagangan internasional adalah teori tentang nilai/value. Menurut dia nilai/value sesuatu barang tergantung dari banyaknya tenaga kerja yang di curahkan untuk memproduksi barang tersebut (labor cost value theory). Perdagangan antar negara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki comparatif cost yang terkecil sebagai contoh di kemukakan sebagai berikut

Tabel, banyaknya hari kerja yang di butuhkan untuk memproduksi.

Anggur 1 botol

Pakaian 1 yards

Portugis
3 hari
4 hari
Inggris
6 hari
5 hari

Besarnya comparative cost adalah :
Portugis untuk anggur         3/6 < 4/5 atau ¾ <6 o:p="">
Inggris untuk pakaian           5/4 < 6/3 atau 5/6 < 4/3
Dalam ini portugis akan berspesialisasi pada produksi anggur, sedangkan inggris pada produksi pakaian. Pada nilai tukar 1 botol anggur 3 hari kerja untuk 1 yard pakaian yang kalau di produksinya sendiri memerlukan waktu 4 hari kerja.
Inggris juga akan beruntung dari pertukaran,. Dengan spesialisasi pada produksi pakaian dan di tukar dengan anggur maka untuk memperoleh 1 botol anggur hanya di korbankan 5 hari kerja yang kalau di produsirnya sendiri memerlukan waktu 6 hari kerja.
Dengan demikian prinsip comparative cost ricardo dapat di rumuskan sebagai berikut ;
Jika a1 dan b1 adalah unit labor cost untuk produksi barang A dan B di negar I, dan a2 dan b2 adalah unit labor cost d negara II, maka negar i akan mengekspor barang A  dengan impor barang B jika ;
            A1 /  b1 < a2/ b2 atau
            A1 / b1  < b1 / b2
Artinya sebelum berdgang barang A relatif lebih murah di negara I dan barang B lebih murah di negara II
Pada dasarnya teori comparative cost dan comparative advantage itu sama, hanya kalau pada teori :
_ comparative advantage untuk sejumlah tertantu tenaga kerja di masing-masing  negara ouputnya berbeda.
_sedangkan compartive cost, untuk sejumlah ouput tertentu, waktu yang di butuhkan berbeda anatar satu negara dengan negara lain.
Teori-teori klasik tersebut disusun berdasarkan beberapa anggapan, antara lain :
Hanya ada 2 negara, 2 barang,  keadaan full employment, persaingan sempurna, mobilitas dalam negar yang tinggi dari faktor-faktor produksi (tenaga kerja dan kapital)



Teori Modern

*      Teori permintaan dan penawaran
pada prinsipnya perdagangan antara 2 negara itu timbul karena adanya perbedaan di dalam permintaan maupun penawaran. Permintaan ini berbeda misalnya, karena perbedaan pendapatan dan selera. Sedangkan perbedaan penawaran misalnya, di karenakan perbedaan di dalam jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi, tingkat teknologi dan eksternalitas. Anggapan yang di gunakan dalam analisa ini adalah,
a, persaingan sempurna
b. faktor produksi tetap
c. tidak ada ongkos angkut
d. kesempatan kerja penuh
e. tidak ada perubahan teknologi
f. produksi dengan ongkos yang menaik (increasing cost of production)
g. tidak ada pemindahan kapital

sebelum terjadinya perdagangan internasional harga wool di australia adalah Pa, di mana kurva penawaran berpotongan dengan kurva permintaan; sedangkan harga wool di inggris adalah pe . harga di inggris lebih tinggi dari australia. Jika produksi dengan keadaan constant cost, maka australia dapat menjual woolnya dengan jumlah yang tidak terbatas pada harga pa, sedangkan inggris tidak dapat menjual wool satu unit pun denga harga yang lebih rendah dari pada Pe. Jadi dengan berdagang, kalau keadaannya itu constant cost, maka akan terjadi spealisasi, wool hanya akan di hasilkan di australia saja dan inggris mengimpor sejumlah OL pada harga Pa. Tetap apabila produksi dengan increasing cost, mka produksi di australia akan naik untuk memenuhi permintaan dari inggris. Kenaikan produksi in akan menaikan ongkos perunit, sehingga harga harga akan naik. Sebalknya bagi inggris, produksi akan turun karena sebagian dari pada wool di impor dari australa sehingga harga akan  turun. Proses penyesuaian ini akan berjalan terus sampa jumlah yang di ekspor oleh australia (AB) sama dengan jumlah yang di impor oleh inggris (FC) dan harga yang terjadi adalah P.
Apabila faktor ongkos angkut di perhatikan akan menyebabkan harga yang akan terjadi di kedua negara tersebut tidak sama ; perbedaan sebesar ongkos angkut tersebut.

Perbedaan ongkos angkut sebesar Pa’Pe akan menyebabkan volume perdagangan lebih kecil; yakni ekspor wool australia ( A’B’) sama dengan impor oleh inggris ( F’G’). Jadi dapatlah di simpulkan bahwa ongkos angkut akan menyebabkan harga tidak sama di kedua negara dan volume perdagangannya makin kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan komentar yang kurang ajar.
komentarlah yang sopan dan membangun