Minggu, 23 Maret 2014

TEORI KONSUMSI (FEKON UKNHAIR TERNATE)

Teori Konsumsi
Faktor-Faktor utama yang memengaruhi tingat konsumsi adalah Pendapatan, dimana korelasi keduanya bersifat positif, yaitu semakin tinggi tingkat pendapatan (Y) maka konsumsinya (C) juga makin tinggi : C = f(Y).
·                     Teori Konsumsi Keynes
Menurut John Maynard Keynes, jumlah konsumsi saat ini (current disposable income) berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan.
C = a +bY => FUNGSI KONSUMSI

Keterangan : C = konsumsi seluruh rumah tangga (agregat)
           a = konsumsi otonom, yaitu besarnya konsumsi ketika pendapatan nol (merupakan konstanta)
                    b = marginal propensity to consume (MPC)
                    Y = pendapatan disposable
Dalam hal ini, pendapatan (Y) yang dimaksud oleh Keynes adalah :
1.                   Pendapatan riil/nyata (yang menggunakan tingkat harga konstan), bukan pendapatan nominal
2.                  Pendapatan yang terjadi (current income), bukan pendapatan yang diperoleh sebelumnya, dan bukan pula pendapatan yang diperkirakan terjadi di masa datang (yang diharapkan)
3.                  Pendapatan absolut, bukan pendapatan relatif atau pendapatan permanen.
b adalah marginal propensity to consume (MPC) atau kecenderungan mengonsumsi marginal, yaitu berapa konsumsi bertambah bila pendapatan bertambah. Dan secara matematis dapat dirumus :
MPC = perubahan C dibagi dengan perubahan Y atau MPC = C/Y
Dalam kurva konsumsi, MPC menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva konsumsi. Marginal propensity to save (MPS) adalah berapa tabungan bertambah karena bertambahnya pendapatan.
MPC = perubahan S dibagi dengan perubahan Y atau MPC = S/Y
Dimana : S = tabungan dan Y = pendapatan.

Dalam kurva tabungan, MPS menunjukkan kemiringan/kecondongan (slope) kurva tabungan.
MPC + MPS = 1. berarti MPS = 1 - MPC

Tidak semua pendapatan digunakan untuk konsumsi, melainkan sebagian ditabung (S).
Y = C + S
C = a + bY
Y = a + bY + S
S = -a + Y - bY
S = -a + (1-b)Y
Karena : 1-b = MPS, maka
    S = -a + MPS(Y) atau
    S = -a +sY   => FUNGSI TABUNGAN
dimana : s = MPS = 1-MPC = 1-b

·                     Faktor - Faktor Penentu Tingkat Konsumsi
1.                   Pendapatan rumah tangga (Household income)semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran untuk konsumsi.
2.                  Kekayaan rumah tangga (Household wealth), semakin besar kekayaan, tingkat konsumsi juga akan menjadi semakin tinggi. Kekayaan misalnya berupa saham, deposito berjangka, dan kendaraan bermotor.
3.                  Prakiran masa depan (Household expectations), bila masyarakat memperkirakan harga barang-barang akan mengalami kenaikan, maka mereka akan lebih banyak membeli/belanja barang-barang.
4.                  Tingkat bunga (Interest rate), bila tingkat bunga tabungan tinggi/naik, maka masyarakat merasa lebih untung jika uangnya ditabung daripada dibelanjakan. berarti antara tingkat bunga dengan tingkat konsumsi memepunyai korelasi negatif.
5.                   Pajak (Taxation), pengenaan pajak akan menurunkan pendapatan disposable yang diterima masyarakat, akibatnya akan menurunkan konsumsinya.
6.                  Jumlah dan Konsunsi penduduk, jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi. Sedangkan komposisi penduduk yang didominasi penduduk usia produktif/usia kerja (15-64 tahun) akan memperbesar tingkat konsumsi.
7.                   Faktor sosial budaya, misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih modern. Contohnya adalah berubahnya kebiasaan oranng Indonesia berbelanja dari pasar tradisional ke pasar swalayan (super market).

Dari analisis pengeluaran yang dikemukakan oleh Keynes tersebut terdapat dua hal yang penting, yaitu:
1.       MPC < APC, dan
2.      APC orang kaya lebih kecil daripada APC orang miskin.
Selain pendapatan, pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, yaitu:
a.Faktor-faktor Ekonomi
b.Faktor-faktor Demografi
c.Faktor-faktor Non Ekonomi
A. Faktor-faktor Ekonomi
B. Faktor-faktor Demografi
1.Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi.  Contohnya: walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari Singapura, tetapi secara absolut tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar karena jumlah penduduk Indonesia lebih besar dari Singapura.
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi  diantaranya: usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah,menengah,tinggi), wilayah.
C. Faktor-faktor Non Ekonomi
Yakni faktor sosial budaya masyarakat, misalnya berubahnya kebiasaan makan, kebiasaan etika, dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Contohnya, ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta bahkan milyaran hanya untuk membeli rumah.
Dari kenyataan ini terdapat beberapa teori tentang pengeluaran konsumsi dengan faktor-faktor lain selain pendapatan. Teori-teori tersebut adalah:
1.       A.    Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Kurva Pengeluaran Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup
Pada bagian I, yaitu pada umur 0 sampai tingkat Seseorang mengalami dissaving. Ini terjadi karena orang tersebut belum menghasilkan pendapatan sedangkan ia perlu konsumsi. Pada umur , orang tersebut mulai menghasilkan pendapatan.Akan tetapi hingga umur sebelum , masih melakukan dissaving, karena pengeluaran konsumsi lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan. Kemudian pada bagian II, yaitu pada umur sampai  seseorang mengalami saving. Pada keadaan ini ia sudah menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari pengeluaran konsumsi. Pada bagian III, yaitu umur , orang tersebut kembali melakukan dissaving. Karena pada umur , ia tidak sanggup lagi menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi pengeluaran konsumsinya.
Untuk membuktikan teori mereka, AMB menggunakan bentuk fungsi konsumsi sebagai berikut:
C = aW
Yang menyatakan bahwa a adalah APC,
Nilai W dalam formulasi AMB merupakan nilai sekarang dari kekayaan. Ada tiga faktor yang membentuk W, yaitu:
1.       Nilai sekarang (present value) penghasilan dari kekayaan, misalnya bunga sewa.
2.      Nilai sekarang (present value) penghasilan dari balas jasa kerja, seperti upah, gaji.
3.      Nilai sekarang (present value) penghasilan dari upah yang diharapkan diterima seumur hidup.
Secara spesifik, bentuk persamaan konsumsi yang dikemukakan oleh AMB adalah sebagai berikut:
C = a
Yang menyatakan bahwa:
C         = pengeluaran konsumsi
a          = MPC
A         = kekayaan
YL       = penghasilan dari kerja
YLE    = penghasilan yang diharapkan seumur hidup sejak tahun ini
T          = sisa umur seseorang dihitung dari saat ini

1.       B.     Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
Teori Konsumsi dengan hipotesis pendapatan relatif dikemukakan oleh James Duesenberry. Dalam teorinya, Duesenberry menggunakan dua asumsi, yaitu:
1.       Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya, pengeluaran  konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya (tetangganya).
2.      Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya, pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.
Bentuk fungsi konsumsi masyarakat menurut Duesenberry adalah sebagai berikut:
yang menyatakan bahwa:
= penghasilan tahun t
= penghasilan tertinggi yang pernah dicapai pada masa lalu
1.       Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen
Teori konsumsi dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M. Friedman. Menurut teori ini bahwa pendapatan masyarakat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan sementara (transitory income).Pengertian dari pendapatan permanen adalah:
1.       Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya pendapatan dari upah, gaji.
2.      Pendapatan yang diperoleh dari hasil semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang. Kekayaan suatu rumah tangga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu kekayaan non-manusia (non- human wealth) dan kekayaan manusia (human wealth). Kekayaan non-manusia misalnya kekayaan fisik (misalnya barang konsumsi tahan lama, bangunan, mesin), sedangkan kekayaan manusia adalah kemampuan yang melekat pada diri manusia itu sendiri, seperti keahlian, keterampilan, pendidikan.
Formulasi kekayaan seseorang menurut Friedman adalah:
W = Yp/i W
yang menyatakan bahwa
W = kekayaan seseorang
Yp = pendapatan permanen orang tersebut
i     = tingkat bunga
Formulasi pendapatan permanen seseorang (Yp) dapat diperoleh dari formulasi kekayaan seseorang (W), yaitu:
Yp = i W
Pendapatan yang terukur (measured income) seseorang merupakan penjumlahan dari pendapatan permanen dan pendapatan sementara. Atau secara matematis dapat ditulis dengan formulasi sebagai berikut:
Y = Yp + Yt
yang menyatakan bahwa
Y   = pendapatan yang terukur
Yp = pendapatan permanen
Yt  = pendapatan sementara
Mengenai hubungan antara pendapatan permanen dengan pendapatan sementara, Friedman menggunakan dua asumsi, yaitu:
1.       Tidak ada korelasi antara pendapatan permanen dengan pendapatan sementara. Pendapatan sementara semata-mata merupakan suatu faktor kebetulan saja.
2.      Pendapatan sementara tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi. Artinya, jia seseorang menerima pendapatan sementara yang nilainya positif, maka semuanya akan ditabung. Namun, jika seseorang memperoleh penghasilan sementara negatif, maka ia akan mengurangi tabungannya dan tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsinya.
Menurut Friedman, hubungan antara pengeluaran konsumsi dan pendapatan bukan hubungan antara pengeluaran konsumsi terukur (measured consumption), namun hubungan antara pengeluaran konsumsi permanen dengan pendapatan permanen. Bentuk antara kedua variabel tersebut dapat ditulis dengan bentuk matematis sebagai berikut:
Cp = k Yp
yang menyatakan bahwa
Cp = pengeluaran konsumsi permanen
k   = MPC yang besarnya dipengaruhi oleh tingkat bunga, kekayaan,selera dan umur
Yp = pendapatan permanen
Persamaan konsumsi Cp = k Yp merupakan persamaan pengeluaran konsumsi jangka panjang yang jika digambarkan ke dalam sebuah grafik seperti di bawah ini.

Dari persamaan pengeluaran konsumsi jangka panjang dapat diperoleh persamaan pengeluaran konsumsi jangka pendek. Menurut Friedman, dalam suatu studi mengenai pengeluaran konsumsi rumah tangga, rumah tangga dapat digolongkan menjadi dua, yaitu golongan kaya dan golongan miskin. Pada kelompok rumah tangga kaya terdapat pendapatan sementara yang positif dan ada yang mempunyai pendapatan sementara yang negatif. Bagi golongan rumah tangga kaya , juga ada yang melakukan pengeluaran konsumsi sementara yang positif dan ada yang melakukan pengeluaran konsumsi sementara negatif. Namun, secara keseluruhan jumlah keduanya sama besar, sehingga pengeluaran sementara golongan rumah tangga kaya adalah nol. Menurut Friedman, APC bagi golongan kaya adalah rendah. Alasannya dapat dijelaskan secara matematis sebagai berikut:
APC =C/Y
dengan nilai  Y = Yp + Yt  dan C = Cp + Ct
Bagi golongan rumah tangga kaya, Y> Yp dan Ct = 0. Ini berarti
dengan nilai C = Cp dan Y > Yp.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan komentar yang kurang ajar.
komentarlah yang sopan dan membangun